Estetika dan Moral dari Martin Surayajaya

P11
Nama : Asya Malika Zahra 
NPM : 202146500919 
Kelas : R3L 

Istilah estetika sendiri sebetulnya punya begitu banyak arti sebagian mengartikan nya sebagai kajian tentang keindahan, sebagian lain mengartikannya, bahkan sebagai usaha mempercantik diri. penggunaan istilah estetika berakar pada suatu kata Yunani Aisthesis artinya pencerapan inderawi. karena itu estetika semula merupakan bagian dari kajian epistemologi, kajian tentang asal-usul prinsip dasar dari pengetahuan manusia. tradisi pemikiran yang berkembang sejak masa Yunani sampai dengan abad pertengahan dan bahkan sampai dengan era modern biasanya mengartikan keindahan sebagai satu sisi dari sebuah segitiga konseptual yaitu sebuah segitiga yang mempersatukan ide tentang apa yang indah, apa yang benar, apa yang baik;

-Bonum (Kebaikan) 
-Verum (Kebenaran) 
-Fulchrum(Indah)

ketiga nya untuk waktu yang sangat lama di anggap sebagai 3 sisi dari satu realita yang sama. awal abad 19 muncul pergerakan estetika pergerakan itu disebut sebagai gerakan seni untuk seni atau l'art pour l'art. gerakan ini dipelopori oleh penulis Theophile Gautier yang berargumen bahwa segala macam yang indah itu selalulah asing dari kegunaan. pandangan ini telah menghasilkan sebuah gerakan dalam estetika yang disebut sebagai estetisisme, kaum estetisisme percaya bahwa seni itu harus dimurnikan dari segala macam unsur eksternal nya segala macam pertimbangan tentang manfaat, tentang efeknya bagi masyarakat semua itu harus di kesampingkan dari pembicaraan tentang seni, tapi seiring perkembangan abad ke-20 wacana tentang seni untuk seni ataupun seni yang dilihat dari aspek formal nya tadi tidak lagi memadai. salah satu pangkal soalnya adalah munculnya gerakan moderis dan kaum avantgarde yang mendobrak batas-batas daria apa yang disebut seni dan bukan seni. dalam konteks seni rupa

Etika biasanya diartikan jauh lebih abstrak daripada sekedar aturan-aturan yang biasa berlaku dalam konteks masyarakat sehari-hari, jadi ini berkaitan dengan apa yang disebut baik dan buruk. apakah etika sungguh-sungguh ada sebagai filsafat? masih diragukan yang pertama tama adalah keberadaan filsafat etika itu sendiri dan juga berkaitan dengan itu konsep utamanya yaitu tindakan etis tentang yang baik dan buruk, apakah ada tindakan baik? tindakan yang betul-betul bisa diberi predikat baik? dalam arti moral, dalam arti etis. tentu dalam arti ini bukan berarti sebaiknya kita berlaku apapun yang kita suka; melanggar moralitas, melanggar hak orang lain, atau melakukan kekerasan terhadap orang lain. Etika itu semacam ekspresi dari kepribadian, karakter, nilai-nilai tertentu yang dianggap buah dari generasi ke generasi yang kemudian mencapai status moral karena memiliki pedoman untuk hidup yang lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Goldbaltt, David - Aesthetics_a Reader in Philosophy of the Arts

HONESTLY, KEJUJURAN